Dinas Pariwisata Belu Identifikasi Kebutuhan Destinasi Wisata

Bupati Belu, Willybrodus Lay meresmikan rumah adat Suku Kliduk, Jumat (10/1/20) siang.

Belu, Pelopor9.com - Dinas Pariwisata Kabupaten Belu mulai melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi wisata. Giat turun lapangan yang dipimpin Kepala dinas Pariwisata, Frederikus L Beremau bertujuan mengidentifikasi kebutuhan setiap destinasi wisata.

 

Kepada wartawan di Atambua, akhir pekan lalu, Kadis Frederikus mengatakan dirinya baru saja dilantik sebagai Kadis Pariwisata Kabupaten Belu. Beberapa kegiatan mulai dilakukan pasca pelantikan dirinya di antaranya mendatangi beberapa spot wisata untuk melihat secara langsung kondisinya.

 

Dijelaskan, kunjungan itu dilakukan dalam rangka studi lapangan di setiap spot tempat wisata, untuk mempelajari dan mengidentifikasi kebutuhan yang terdapat di setiap lokasi wisata.

 

"Apa yang menjadi kebutuhan di sana. Kita perlu tahu untuk pengembangan pariwisata ke depan. Paling tidak, kita lihat kebersihan lokasi agar nyaman bagi para pengunjung," kata Kadis Frederikus.

 

Selain itu, pihaknya melakukan kunjungan ke pemerintah desa yang wilayhanya terdapat lokasi wisata. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui peran pemerintah desa dalam mengembangkan pariwisata.

 

"Apakah BUMDes-nya berjalan atau tidak. Kalau jalan, maka kita akan bicarakan rencana kerja pengembangan pariwisata agar terjadi kolaborasi dalam pengelolaannya," tambah Frederikus.

 

Disebutkan, lokasi wisata yang sudah dikunjungi untuk studi lapangan pekan lalu di antaranya Pasir Putih, Sukaerlaran di Desa Kenebibi dan Patung Maria Bunda Pelindung Segala Bangsa, Kolam Susuk, Pantai Aufuik dan Teluk Gurita di Desa Dualaus Kecamatan Kakuluk Mesak. "Ini kita baru mulai dan akan dilanjutkan ke lokasi lain," ujarnya.

 

Terpisah Pelaksana harian (Plh) Sekda Belu, Marsel Mau Meta, mengatakan sampah-sampah plastik sangat berbahaya karena merusak biota laut. Penegasan itu disampaikan Marsel kepada wartawan usai penyerahan hibah tanah untuk tempat pemakaman umum (TPU) Fatubenao di Gereja Paroki Santo Agustinus Fatubenao, Minggu (12/1/20) pagi.

 

Dikatakan, wisata pantai perlu dijaga kebersihan dan keindahannya bukan saja untuk kepentingan pengunjung. Akan tetapi, keberlangsungan hidup biota laut untuk masa yang akan datang agar tidak punah. (R-1/ans)