Belu jadi Kabupaten Pertama Kegiatan Sunat Modern

Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan memantau kegiatan sunat tanpa jarum suntik

Belu, Pelopor9.com - Kabupaten Belu menjadi kabupaten pertama yang menyelenggarakan kegiatan sunatan dengan metode modern, yakni sunat tanpa jarum suntik.

 

Perwakilan Tim Dokter Sunat Modern Tanpa Jarum Suntik Indonesia, dr. Yoseph Samon Sugi mengatakan, sunat tanpa jarum suntik merupakan metode sunat modern. Anak atau balita yang disunat bisa mandi, bermain, belajar dan pergi ke sekolah seperti biasa setelah sunat.

 

Dikatakan, metode sunat modern ini pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Belu Provinsi NTT.

 

"Belu terpilih sebagai kabupaten pertama yang melaksanakan sunat tanpa jarum suntik oleh teman-teman Tim Sunat Modern tanpa Jarum Suntik Indonesia," tandas dr Yosep di sela-sela kegiatan sunat modern yang berlangsung di Masjid Agung Hidayatullah Atambua, Senin (20/1/20).

 

Selanjutnya, tim dokter sunat modern ini akan melaksanakan kegiatan yang sama di daerah lain seperti Kabupaten Malaka dan kabupaten-kabupaten lain setelah kegiatan yang berlangsung di Masjid Hidayatullah Atambua hari ini.

 

Ustad Haji Rojed Ibrahim selaku Perwakilan Takmir Masjid Agung Hidayatullah Atambua mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas partisipasinya dalam kegiatan sunat modern sehingga berjalan dengan baik dan lancar.

 

Menurutnya, sunat tanpa jarum suntik sangat membantu anak-anak karena bisa melaksanakan aktivitas seperti biasa setelah menjalani sunatan. “Anak-anak cepat sembuh dan dapat kembali belajar sebagaimana biasa,” ujarnya.

 

Dikatakan, animo keluarga, para guru dan anak-anak untuk mengikuti sunat modern cukup tinggi. Jumlah peserta ditargetkan mencapai 80 anak. Ternyata, meningkat menjadi 100 orang.

 

Wakil Bupati Belu Drs. J.T. Ose Luan dalam arahannya mengatakan, kegiatan sunat modern dapat berlangsung karena kerja sama Pemkab Belu, Takmir Masjid Agung Hidayatullah Atambua dan Tim Dokter Sunat Modern tanpa Jarum Suntik Indonesia.

 

Wabup Ose Luan menjelaskan perbedaan pandangan masyarakat tentang sunat zaman dulu dan sekarang. Dulu, sunat dilakukan untuk memberi kekuatan kepada seorang anak lelaki. Sedangkan, sunat pada sekarang bertujuan menjaga kebersihan, kesehatan dan menanamkan nilai-nilai rohani.

 

Untuk itu, Wabup Ose Luan menyampaikan terima kasih kepada tim dokter sunat modern, para peserta sunat dan masyarakat atas partisipasi dan dukungannya sehingga kegiatan sunat dengan metode baru ini dapat berjalan semestinya.

 

"Atas nama pemerintah dan masyarakat, saya sampaikan terima kasih kepada tim dokter yang telah memilih Belu sebagai kabupaten pertama untuk melaksanakan sunat tanpa jarum suntik," kata Wabup Ose Luan didampingi Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Belu, Cristoforus M. Loe Mau. (R-1/ans)